PROTOTYPE CAR SAFETY SYSTEM-CONNECTED ALCOHOL DETECTOR. by Bintang Azhari Harahap



Latar Belakang

            Minuman keras atau minuman beralkohol adalah segala jenis minuman yang memabukkan, sehingga menyebabkan hilangnya kesadaran setelah meminumnya. Di banyak negara, penjualan minuman beralkohol terbatas pada sejumlah orang, biasanya orang-orang dengan batasan usia tertentu. Selama ini banyak penelitian yang menunjukkan efek positif dari minuman beralkohol belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat kesehatan.

Di sisi lain, efek negatif dari minuman beralkohol telah diterima sepenuhnya oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan lembaga kesehatan lainnya. Selain membahayakan diri sendiri mengonsumsi minuman beralkohol atau minuman memabukkan dapat membahayakan sekitar kita juga, seperti banyak hal yang terjadi yaitu kecelakaan lalu lintas, apabila seseorang berkendara dalam keadaan mabuk, itu artinya seseorang itu mengendarai dalam keadaan tidak sadar sepenuhnya sehingga akan memicu adanya kecelakaan lalu lintas. Pengemudi yang mengendarai kendaraan dalam kondisi di bawah pengaruh alkohol atau minuman keras, lebih berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan yang terjadi akibat pengguna minuman keras kerap kali mengalami kecelakan yang sangat serius bahkan tidak sedikit yang merenggut nyawa.

Indonesia tidak memberikan banyak informasi tentang bahaya mengemudi dalam keadaan mabuk seperti di luar negeri. Mungkin karena tidak dianggap sebagai barang konsumsi yang umum untuk diminum warga kita. Dalam sistem otak, alkohol pertama-tama menghambat fungsi otak tinggi yang dijelaskan sebelumnya. Selanjutnya, alkohol akan mempengaruhi fungsi motorik sederhana, waktu reaksi dan penglihatan. Keseimbangan, koordinasi, dan persepsi sensorik dapat terganggu oleh alkohol. Inilah sebabnya mengapa orang yang minum alkohol bisa sangat berbahaya saat mengemudikan kendaraan. Selain keterbatasan kemampuan untuk berpikir proses dan menilai lingkungan, orang di bawah pengaruh alkohol juga kehilangan fungsi motorik normal. Bahkan kadar alkohol yang tinggi di otak dapat menyebabkan pingsan dan koma, dan bahkan jika terus berlanjut, dapat menyebabkan kematian.

Berdasarkan data dan fakta diatas kami ingin mengembangkan sebuah alat tambahan pada system keamanan mobil yang berfungsi untuk mendeteksi kadar alkohol guna mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Car Safety System-Connected Alcohol Detector bekerja menggunakan prinsip sensor yang akan mendeteksi kadar alcohol pada pengemudi dan terintegrasi langsung dengan system kendaraan, sehingga mobil tidak bisa berjalan apabila kadar alkohol pengemudinya melebihi batas minimum.

1.2 Solusi Pengembangan

Masalah umum yang diangkat dalam proposal ini adalah bagaimana alat pendeteksi kadar alkohol menggunakan sensor MQ3 berbasis arduino uno ini dapat menurunkan angka kecelakaan lalu lintas akibat dari pengendara yang sedang dalam pengaruh minuman beralkohol dengan kondisi mabuk, jadi alat ini diciptakan sebagai solusi dari tingginya kasus kecelakaan yang terjadi akibat dari penggunaan minuman keras tersebut sehingga dapat meminimalisir angka kecelakaan.

1.3 Target Yang Akan Dicapai

Adapun beberapa target yang akan dicapai adalah :

1.      Pembuatan Prototype Car Safety System-Connected Alcohol Detector.

2.      Uji Coba Prototype Car Safety System-Connected Alcohol Detector, pada system kendaraan roda empat.

3.      HaKI atas Prototype Car Safety System-Connected Alcohol Detector.

1.4 Luaran Program

1.      Terciptanya Prototype Car Safety System-Connected Alcohol Detector.

2.      Mampu menjadikan Prototype Car Safety System-Connected Alcohol Detector dapat diterapkan pada system keamanan kendaraan roda empat.

3.      Publikasi Artikel Ilmiah.

1.5 Manfaat Program

Adapun manfaat dari program yang akan kami lakukan ini adalah

1.      Membuat Prototype Car Safety System-Connected Alcohol Detector yang bekerja secara aktif dan efisien.

2.      Penerapan Car Safety System-Connected Alcohol Detector bagi para pengendara yang berada dalam pengaruh minuman alkohol.

3.      Mengurangi angka kecelakaan lalu lintas, yang disebabkan oleh kelalaian pengemudi dalam keadaan mabuk.


2.1  Bahaya Kecelakaan Lalu Lintas Akibat dari Konsumsi Minuman Keras

Pengemudi yang mabuk dan dalam keadaan pengaruh alkohol tidak akan bisa mengendalikan kesadaran pada saat mengemudi, inilah pemicu terjadinya kecelakaan. Menurut data kecelakaan Korps Lalu Lintas Polri, miras merupakan salah satu sumber utama penyebab kecelakaan lalu lintas. Pada tahun 2019 ada sebanyak 121.641 kejadian total kecelakaan lalu lintas, dari jumlah tersebut 0,73% atau 888 kejadian kecelakaan diantaranya disebabkan oleh miras atau pengemudi yang dalam pengaruh alkohol sehingga menyebabkan 241 orang meninggal, 195 luka berat, dan 533 mengalami luka ringan.  Walaupun jumlah kejadian ini masih relatif kecil dari jumlah total kecelakaan lalu lintas, akan tetapi dampak dari kecelakaan akibat mabuk karena minuman keras ini sangat lah berbahaya, bukan hanya dari sisi pengemudi nya saja, tapi juga dapat membahayakan pengemudi lainnya yang melintas bersamaan. Sedangkan, apabila kita mengacu pada data kecelakaan Korps Lalu Lintas Polri di tahun 2020, terjadi sekitar 726 total kecelakaan akibat dari minuman beralkohol. Latar belakang kecelakaan tersebut berasal dari kondisi mabuk yang merupakan efek dari minuman keras. Alkohol adalah penyebab kejadian kecelakaan secara tidak langsung karena mengakibatkan pengemudi tidak sadar dan hilang kendali . Dari 726 total kecelakaan di tahun 2021 telah menyebabkan 201 orang meninggal, serta 184 orang luka berat. Dari data-data yang telah dilampirkan, dapat disimpulkan bahwa, minuman keras atau minuman beralkohol memiliki konstribusi yang cukup besar terhadap angka kecelakaan yang mengakibatkan banyak korban meninggal dunia.

 

2.2 Potensi Alat dalam Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas

Dengan mengaplikasikan alat ini pada sistem , diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian pengendara. Data yang di catat oleh sensor akan terkoneksi secara langsung dengan sistem yang ada pada kendaraan, menyebabkan kendaraan tidak menyala atau dalam kondisi diam. Sehingga pengendara tidak dapat melanjutkan perjalanannya dalam kondisi mabuk, atau dapat melanjutkan perjalanan dengan mode autodrive. Dengan teknologi yang kami canangkan, diharapkan alat ini dapat berpotensi untuk menurunkan angka kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian karena pengemudi dalam keadaan mabuk atau dibawah pengaruh alkohol. Sehingga pengemudi dapat mencari alternatif lain, seperti beristirahat dahulu hingga sadar, atau menghubungi teman dan kerabat terdekat untuk mengemudikan kendaraan.


b.      Liquid Crystal Display (LCD)

Dari jurnal Simatupang, Gylbert. 2015. RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL MELALUI EKHALASI MENGGUNAKAN SENSOR TGS2620 BERBASIS MIKROKONTROLER. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer Vol 4, No 7. Liquid Cristal Display (LCD) adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD disetting untuk menampilkan kondisi kadar alkohol berdasarkan dari sensor MQ-3 yang terdapat dalam kabin atau pada pengemudi.


3.2 Proses Perancangan dan Pembuatan Alat

a.      Persiapan Umum

      Untuk persiapan yang dilakukan untuk menunjang program ini yaitu dengan mendiskusikan kegiatan perharinya, mendesain rangkaian, pencarian dan pembelian alat dan bahan, dan persiapan administratif seperti pembuatan kerangka laporan, pembuatan instrumen monitoring dan evaluasi program. Tujuannya adalah untuk menata pelaksanaan program menjadi lebih baik.

b.      Racangan Desain   

      Rancangan desain sistem pendeteksi kadar alkohol dengan sensor MQ3 ini dipasangkan dengan Arduino yang memerlukan perancangan pemograman Bahasa C sehingga dapat dioperasikan dalam mengatur arus starter hidup atau mati yang dapat dijelaskan dalam bentuk flowchart kerja alat dan blok diagram sistem.


3.3 Tahap Pelaksanaan dan Uji Coba

a.      Pembuatan

Sebelum pembuatan alat, tahap ini dimulai dengan pembelian komponen, alat, dan bahan. Setelah itu melakukan pembuatan modul alat pendeteksi yang meliputi pembuatan komponen elektrik seperti pembuatan sistem minimum arduino, pembuatan program dengan Bahasa C dan mengunduhkan program ke Arduino, perakitan inputan (berupa sensor) dan output. Dari modul yang telah dibuat kemudian dilakukan instalasi/perakitan ke dalam mobil. Dan terakhir adalah finishing yaitu merapikan dan memperindah tampilan dari alat yang telah dibuat.

b.      Pengujian

Pengujian dilakukan pada alat secara tiga tahap. Pada tahap pertama pengujian dilakukan terhadap komponen pembentuk alat seperti baterai, regulator tegangan, display, dan penghambat arus. Pengujian tahap kedua dilakukan terhadap prototype yang telah dirangkai menjadi satu dengan sistem kelistrikan mobil menggunakan Uji Menghembuskan Nafas pada prototype untuk mengetahui pencapaian prototype dalam mendeteksi kadar alkohol dan mengizinkan starter hidup atau mengunci starter tetap mati setelah hasil kadar alkohol keluar.  Dan tahap ketiga dilakukan setelah lolos starter pada uji tahap dua yang kemudian mendeteksi aroma/udara yang mencapai/melebihi kadar batas, dapatkah prototype menyalakan alarm (klakson) atau tidak.

c.       Perancangan Ulang

Tahap ini dapat dilewati jika pada pengujian pertama tidak didapat masalah yang berarti dari alat yang telah dibuat. Perancangan ulang dilakukan sebagai bentuk respon terhadap hasil pengujian yang dilakukan. Tahap ini bertujuan untuk memberikan desain alat yang lebih baik dari desain sebelumnya.

d.      Penerapan

Pada tahap ini, penerapan dari prototype ini sudah selesai dibuat sesuai prediksi awal dan sudah siap untuk diterapkan pada kendaraan roda empat baik mobil maupun truk dengan sistem kelistrikan (starting engine) yang berbasis Arduino. Sehingga dapat mengurangi angka dari korban kecelakaan yang diakibatkan oleh pengendara yang mabuk.

e.       Evaluasi

Tujuan dilakukannya evaluasi adalah untuk mengetahui ketercapaian tujuan dari program yang dilaksanakan, sehingga nantinya dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan menjadi lebih baik lagi. Evaluasi dilakukan dengan cara diskusi satu kelompok dan juga dosen pembimbing.

 



Komentar