Ditengah Pandemi Covid 19 KBRI yang Berkedudukan di Abuja, Nigeria tetap menggeliat untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dengan Penandatanganan Mou Agreement Manufacture Of Coal Fertilizer And Distribution Of Saputra Essential Nutrients In NigeriaAntara MAAIC & MAAH Ltd Dengan PT.Saputra Global Harvest dengan total nilai USD 40.000

 

abuja.com.  PT. SGH dan importir pupuk Nigeria, MAAIC & MAAH Ltd akan membentuk kerja sama di bidang bisnis dengan produsen pupuk batu bara   dalam   bentuk  Memory  of  Understanding (MoU). Sedianya, MoU kerjasama itu akan  difokuskan dibidang pupuk batu bara dalam meningkatan hasil  pertanian.


Di sisi lain, pendiri Saputra Global Harvest, Umar Hasan Saputra, menerangkan bahwa keunggulan produknya salah satunya adalah pupuk batu bara Saputra mengembalikan 26 nutrisi ke dalam tanah sehingga menyuburkan tanah dan membuat hasil panen yang berkualitas dan telah dipatenkan di Amerika Serikat. Adapun PT. SGH memiliki target jangka panjang memproduksi hingga 600.000 ton pupuk per tahun jika bekerjasama dengan pabrik pupuk di Nigeria.

Pada hari Senin tanggal 15 Maret 2021, bertempat di kantor KBRI Abuja, Duta Besar RI untuk Nigeria Dr. Usra Hendra Harahap didampingi ITPC Lagos melakukan rangkaian pertemuan dengan importir pupuk Nigeria, MAAIC & MAAH Ltd yang memiliki kerja sama bisnis dengan produsen pupuk batu bara PT. Saputra Global Harvest (SGH). Pertemuan juga dihadiri perwakilan pemerintah negara bagian Jigawa (di utara Nigeria) serta PT. SGH (hadir melalui video conference).


Pada kesempatan tersebut, yang juga disaksikan Dubes Dr. Usra dilakukan penandatanganan MoU Agreement Manufacture of Coal Fertilizer and Distribution of Saputra Essential Nutrients in Nigeria antara MAAIC & MAAH Ltd dengan PT.SGH, di mana ITPC Lagos melakukan penandatanganan sebagai saksi bagi PT.SGH. MoU ini merupakan langkah awal yang dimulai sejak Februari 2021 yaitu pengiriman sampel pupuk dari PT. SGH dan mulai diaplikasikan di lahan pertanian padi dan sayuran di negara bagian Jigawa. Jika hasil panen yang diperkirakan pada bulan Mei 2021 berlangsung dengan baik, maka proses selanjutnya dilakukan pembelian pupuk Saputra sebanyak 2 x 40dry dengan total nilai USD 40.000. MoU juga mengatur rencana pembangunan pabrik pupuk berteknologi Saputra serta peran MAAIC & MAAH sebagai distributor dan marketing pupuk Saputra

Pihak importir menyampaikan bahwa potensi kerjasama masa depan yang lebih besar dengan Saputra akan semakin terbuka jika pupuk tersebut diproduksi di Nigeria menggunakan bahan baku batu bara Nigeria berteknologi nutrisi dari Saputra sehingga menghasilkan harga produk yang kompetitif dibandingkan pupuk NPK atau Urea yang banyak digunakan di Nigeria.

Secara umum perkiraan kebutuhan pupuk Nigeria mencapai 1.800.000 ton per tahun untuk 3 juta hektar total luas lahan pertanian. Saat ini, sebanyak 80% pertanian di Nigeria menggunakan pupuk kimia (NPK) dan sisanya menggunakan pupuk urea, sehingga kualitas nutrisi tanah di lahan pertanian Nigeria sudah mulai hilang. Penggunaan pupuk batu bara tidak mengurangi kandungan nutrisi di dalam tanah, sehingga produk pertanian yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan memiliki waktu panen yang relatif lebih cepat.

Kendala yang mungkin dihadapi pelaku usaha pupuk dari Indonesia adalah adanya persaingan usaha pupuk yang didominasi beberapa pelaku tertentu di Nigeria. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan secara kontinyu oleh KBRI dan ITPC di Nigeria ke instansi pemerintahan pusat dan daerah yang mempengaruhi kebijakan terkait pupuk.

Menurut Kepala ITPC Lagos Hendro Jonathan “Kami optimis pupuk Indonesia seperti Pupuk Batubara Saputra, jika diproduksi di Nigeria akan diterima di pasar dan bisa menjadi salah satu game changer karena kualitas nutrisinya yang tinggi namun tetap memiliki harga yang lebih kompetitif. Win-win business solution didapatkan baik bagi Indonesia dengan royalti teknologi Saputra serta Nigeria dengan bahan baku batubaranya.”

Berdasarkan data trademap, impor pupuk HS 3105 oleh Nigeria di tahun 2019 mencapai USD 20,3 juta dengan penyuplai utama adalah Maroko, RRT, Spanyol, Italia sedangkan Indonesia berada di peringkat Sembilan (USD 1.000). Sedangkan impor pupuk organik HS 3101 hanya mencapai USD 10.000 dengan penyuplai utama Jerman, India, Inggris, dan Belgia

Komentar