ABUJA NIGERIA DI MALAM HARI

Standby di Kedutaan Republik Indonesia Abuja, Nigeria

                                                      Jaga bersama dengan Polisi Nigeria

                      menyitel pisir senjata untuk tembak malam

http://maleya-scout.blogspot.com/ Abuja.Com.Malam semakin larut angin dingin di musim Harmatan suatu musim dimana angin dari benua Eropa membawa debu gurun Afrika yang menyesakkan pernapasan, dengan mengenakan seragam TNI AU lengkap, Letkol M. Harahap, yang di sambangi oleh Abuja.Com. malam ini berkunjung ke Wisma Kedutaan Besar Republik Indonesia Abuja, Nigeria Afrika . Di kunjungan tersebut ia banyak menceritakan tentang pengalamannya kala bertugas di Kedutaan Besar Republik Indonesia Abuja,Kedutaan merupakan cermin indonesia dan mengamankan KBRI sama dengan mengamankan symbol indonesia merupakan wilyah hukum indonesia yang berada di luar negeri yang harus dijaga keberadaannya dan kehormatannya di mata dunia, wilayah Nigeria termasuk daerah rawan penculikan bagi warga negara asing,di samping itu ada pemberontak  Bako Haram yang terkenal ganas memiliki personel banyak peralatan tempur yang memadai dan ada bandit-bandit sadis di daerah selatan Nigeria.

Ia mengatakan pentingnya perlindungan warga negara indonesia dan aset yang banyak berada di daerah Lagos,Jos dan Abuja mereka banyak bekerja di perusahaan Indonesia seperti Perusahaan Dufil Prima Food yang memproduksi Indomie.telah dikenal sebagai makanan rakyat Nigeria dan sejak tahun 1996 telah membangun Pabrik pertamanya di kota Ota, negara bagian Ogun, yang kedua di kota Port Harcourt, Negara bagian Rivers  tahun 2001, dan yang ketiga dibangun pada tahun 2011 di kota Kaduna.

Pabrik di kota Kaduna memiliki lahan operasi seluas 10 Ha yang mempekerjakan pegawai sebanyak 300 orang multi culture (Nigeria, India dan Indonesia) dan beroperasi selama 24 jam. Pabrik ini memproduksi 53 ribu karton per-hari dan mesin pengolahan bekerja secara otomatis dan lebih modern daripada pabrik sebelumnya.

Indomie, merupakan perusahaan Indonesia di Nigeria yang mempunyai “branding “ yang baik dan cukup membanggakan, mengingat produknya hampir menguasai seluruh wilayah Nigeria dan sekitarnya. Ini salah satu contoh perusahaan yang berhasil dan sebagai  “pemicu” bagi para pengusaha Indonesia lainnya untuk mengikuti langkahnya agar mau berekspansi produknya ke luar negeri. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan devisa negara dan mengurangi pengangguran di Tanah Air.

Selain di indomi ada yang bekerja di PT. Timah yang berada di daerah Jos adalah kota yang terletak di Nigeria. Kota ini memiliki penduduk sebesar 510.000 jiwa. Daerah ini rawan kerusushan dan tidak terlalu jauh dari markas Bako Haram di utara Nigeria. PT Timah Tbk (PT Timah) menargetkan pembentukan perusahaan patungan (joint venture) dengan perusahaan asal Nigeria, Topwide Ltd (Topwide), terbentuk tahun ini. Pembentukan joint venture dengan Topwide bertujuan untuk menjalin kerja sama dalam membangun pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) di Nigera. Adapun, perusahaan tersebut dinamakan Joint Venture Co. Direktur Pengembangan Usaha dan Niaga di PT Timah,  saat ini pihaknya baru menyelesaikan studi kelayakan (feasibility study) untuk menetapkan lahan yang akan digunakan. Setelah itu, pihaknya akan meminta izin pembangunan smelter pada pemerintah Nigeria. PT Timah baru mendapatkan lokasi lahan pembangunan smelter disana. Dalam waktu dekat ini akan realisasikan joint venture dengan Topwide.

Warga yang harus dilindungi ada juga yang bekerja di perusaan luar negeri yang kebanyakan beroperasi di Lagos merupakan daerah sentral bisnis dan merupakan pelabuhan laut terbesar di Afrika. Pihak KBRI tidak bosan-bosannya mengadakan penggalangan disela kesibukan masyarakat Indonesia yang lebih di kenal Masindo di tempat kerja masing-masing setiap kesempatan, utamanya waktu libur Masindo dikumpulkan dengan kegiatan olah raga bersama duta besar RI dan Staf memberikan arahan tentang pentingnya pengamanan perorangan dan pengamanan secara umum untuk masyarakat Indonesia yang berada di Nigeria dan derah sekitarnya.



Komentar