ASAL USUL MARGA HARAHAP DAN WILAYAH KEKUASAANNYA



  
  Diperkirakan sekitar tahun 1017 kerajaan besar Panai raya (Pane Raya) yang ibukotanya portibi runtuh yang dibangun sejak 205 SM asal usul marga harahap bermula  pada waktu raja firaun memerintakan pasukan untuk mencari kapur di dunia saat itu yang ada hanya di Barus sibolga sekarang, belakangan terkenal dengan nama kapur barus untuk bahan pengawet mayat/mumi konon Firaun mengirim tiga kapal karena diserang badai tidak ada yang sampai ketujuan untuk mendapatkan kapur, didalam salasatu kapal yang berlabuh darurat di daerah patani thailan sekarang konon ada dua bersaudara kembar heren dan harahap ada yang berpendapat mereka berdarah arab ada yang menyebut berdarah yahudi tetapi ahli sejarah mengatakan yang dikirim adalah prajurit sedangkan prajurit mesir saat itu hanya bangsa arab dan afrika hitam sedang yahudi saat itu adalah budak kerajan tidak boleh jadi prajurit karena sering memberontak jadi dapat dipastikan harahap adalah turunan arab kalau turunan afrika tidak mungkin melihat postur harahap tidak ada kesamaannya dengan negro atau kulit hitam lainnya.


        Sesudah bertahun-tahun berlalu  mereka berdua sudah menikahi suku asli thai yang adeknya heren tidak mau ikut berlayar lagi menetap di thailan sekarang disebut dengan suku heren yang dianggap oleh pemerintah thailan sebagai suku keras dan suka memberontak, sedangkan Harahap dan istrinya meneruskan perjalanan dengan perahu yang lebih kecil yang terbuat dari kulit kayu yang disebut perahu laklak ia berlayar ke arah sumatra  tapi tidak menemukan daerah Barus tapi Labuhan bilik muara sungai barumun dari pelabuhan ini ia dan istrinya menelusuri sungai barumun sampai keportibi padang bolak disinilah ia membangun kerajaan dan berdasar buku "laklak parahu lalak" Harahap tidak pernah menginjakkan kaki di daerah batak toba atau tapanuli utara seperti yang di kisahkan buku-buku batak toba,cerita berkembang karena ada turunan batak toba yang hilang sesudah ratusan tahun mereka datang kearah selatan bertemu dengan suku Harahap untuk menghindari perang mereka mengaku Harahap adalah saudara mereka yang hilang padahal tidak ada hubungan darah sama sekali, yang pasti Harahap bukan turunan raja batak toba. (sumber buku laklak parahu lalak)

    Di portibi dibangun kerajaan yang lama kelamaan menjadi kerajaan besar bernama kerajaan panai raya daerah kekuasaan meliputi sebagian sumatra timur dan sepanjang sungai barumun dari portibi sampai labuan bilik sungai berombang  dan sungai sosa di daerah palas sekarang sampai berbatasan dengan kerajaan siak, jadi tempat perdagangan yang  ramai rakyat sangat makmur dari hasil peternakan dan pertanian hasil hutan penduduknya terdiri dari marga Harahap dan marga-marga lainnya dan orang melayu dengan raja terakhir bernama Humutur tano harahap.pada masa ini yang dianggap daerah maju adalah pinggir sungai seperti jalan raya sekarang penduduknya lebih ramai, lalulintas hanya air, jauh dari sungai dianggap pedalaman.

        Berakhirnya kerajaan besar ini diperkirakan karena serangan kerajaan Colamandala dari India selatan berbangsa tamil sebelum menyerang sriwijaya pasukan india menyerang semua kerajaan di semenajung malaka,kerajaan Siak termasuk kerajaan Panai  mereka mengirim mata-mata yang tidak disadari oleh pasukan gerbang laut yang bermarkas sungai berombang yang dipimpin oleh hulubalang Buaya Tanda Harahap panglima paling sakti di zamannya.

      Menurut buku "lalak parahu lalak" beraksara yang mirip aksara mesir kuno dari kulit kayu dan hewan  kemudian dirobah ketulisan arab melayu bentuk kertas  yang mengisahkan asal mula marga harahap dan keperkasaan pendekar-pendekar marga harahap disimpan ompung ulong idiris disungai penggantungan yang berasal dari leluhurnya ceritanya bermula dari sesudah perang besar dengan india sutan batara guru Hulubalang kerajaan panai raya bidang pendidikan dan pengobatan mengamankan diri di Tandihat padang lawas dipinggir sungai barumun waktu kerajaan diserang india hulubalang menyelelamatkan  peti berisi buku  setelah ratusan tahun pindah tangan ke cucunya haji Abdul wahid harahap dari tandihat kemudian pindah  di sigorbus sekitar 1960 turunan dari Abdul wahid dari istri tua di sigorbus sepakat meneyerahkan peti  yang berisi "buku laklak parau laklak"dan"buku kesehatan dan ramuan obat"  datu-datu  kerajaan Panai,buku tersebut diberikan   kepada turunan haji Abdul Wahit dari istri muda bernama ulong Kahar Harahap  yang bermukim dilabuhan bilik kabupaten. labuhan batu pada tahun 1977 kami bertemu Ulong idris Harahap yang kami tahu pemegang terakhir peti buku tersebut.

      Ulong idris Harahap mengisahkan kepahlawanan panglima Buaya Tanda Harahap karena uda ujur dan sering lupa Ulong sesekali  melihat buku lalak parahu laklak dari kertas bertulis melayu arab terjamahan dari buku asli terbuat dari kulit kayu dan hewan. ulong memulai cerita,  pada malam yang naas bertepatan malam kamis sekitar tahun 1017 M  saat itu hujan deras sekali, badai sedang berlangsung ribuan armada laut india mendarat di sungai berombang pertempuran heroik yang tak seimbang terjadi dengan 1200 pasukan panglima buaya tanda bertarung melawan 3000 pasukan laut india, hampir 2300 pasukan india dapat dibantai oleh hulubalang Buaya Tanda sedangkan pasukan buaya tandang dibantai juga tersisa 5 orang yang memilki kesaktian tidak dapat luka oleh senjata apapun di zaman itu, pasukan India seminggu kemuadian mendapat bantuan pasukan 2000 pasukan baru yang selesai menaklukkan kerajaan Siak dengan tenaga baru mengadakan serangan, Buaya Tandang tidak tahan melihat pembantaian ribuan rakyat oleh pasukan india  dengan mengunakan kuda karena sepanjang sungai barumun sudah dikuasai armada india. Buaya Tanda lewat darat sampai di binanga ia bergabung dengan pasukan inti untuk mempertahankan ibu kota portibi dengan 5000 pasukan inti dapat mendesak pasukan india mundur kembali kearah laut mendengar kekalahan ini panglima colamandala marah besar ia mengarahkan 15000 pasukan yang direncanakan untuk menghancurkan sriwijaya membuat  ibukota potibi luluh lantak dibakar habis penduduk dibantai sisanya dijadikan budak membangun biara/candi dan membangun istana raja perwakilan india.

           Atas titah Raja  hanya prajurit dan pemuda  kerajaan panai yang bertempur sampai mati, sebelum pasukan India sampai ke portibi atas keperkasaan panglima Buaya Tanda keluarga kerajaan anak-anak, tua jompo dan perempuan sudah diselamatkan kekepedalaman tapanauli bagian selatan ada yang ke sidakkal. ke mandailing dan pedalaman padang bolak dan menyebar padang sidimpuan dan batang toru merupakan daerah kerajaan panai di pedalaman sedang raja Humutur Tano harahap diselamatkan oleh hulubalang  Buaya Tandang ke daerah aman Tabusira, ayah dan kakeknya sutan nasinok bersama 4 orang pasukan Buaya Tandang yang tersisa dari perang pantai labuhan bilik juga merupakan cucu sutan nasinok dari bagian puteri mengamankan diri di di batangonang daerah pasar matanggor sekarang sedangkan satu lagi angota pasukan Buaya Tanda maliot harahap merupakan anak sepupu kekeknya sutan nasinok bernama Manjungkit Tano  mengamankan  diri di derah binubu simandiangin Barumun padang lawas sekarang.  

          Melihat kemajuan perwakilan india di portibi maju pesat dan rakyat peribumi dijadikan budak secara kejam, Hulu Balang Buaya Tanda mulai gerah melihatnya, beberapa tahun kemudian sudah terbentuk ratusan  kerajaan kecil  marga harahap pecahan kerajaan panai raya yang tersebar diseluruh tapanuli bagian selatan dan daerah sumatra timur berbatas dengan kerajaan melayu deli, Buaya Tanda mengirm "burangir ontang-ontang porang" yang isinya ramuan burangir biasa di tambah dengan tano bange dan sarang semut berarti pernyataan perang dikirim keseluruh kerajaan kecil yang menyebar diseluruh tapanuli kira-kira sebagai gantinya surat atau telegram zaman sekarang untuk mengajak ikut perang, seluruh kerajaan kecil mengirim pendekar-pendekar dari  setiap daerahnya yang paling sakti termasuk dari kerajaan siregar di sipirok yang rajanya saat itu lae dari raja batangonang  terkumpul sekitar 5000 pasukan mayoritas bermarga harahap dan siregar secara diam-diam memasuki portibi jangka waktu tiga hari tiga malam portibi bajir darah sungai barumun jadi merah tidak satupun dari 1500  pasukan india yang mengawal kerajaan perwakilan india  yang tersisa anak-anak tua muda perempuan semua yang berdarah india habis ditenggelamkan kesungai yang tersisa hanya biara, candi tempat ibadah yang tidak ikut di hancurkan

        Pendadakan yang luarbiasa dan penguasaan medan yang mantap, memang kampung penyerang sendiri membuat pasukan india tidak berkutik dan tidak dapat minta bantuan dan minta batuan juga sia-sia kerajaan colamandala pada saat itu telah hancur oleh kerajaan India utara yang dipimpin oleh raja Akbarkhan. selesai perang ingin mendirikan kerajaan lama tapi raja Humutur tano sudah meninggal dunia dan penerusnya tidak ada yang berminat jadi raja karena masih terauma mendengar pembantaian india dimasa lalu ada saran dari pasukan supaya panglima perang Buaya Tanda jadi raja tapi tidak ada minat karena dia adalah prajurit tulen dan kesukaannya berpetualang dan habby perang akan berhenti, tinggal di istana hal ini tidak disukai,tapi ia tidak mau tunduk pada kerjaan manapun, panglima lain tidak ada yang berani maju karena ada Buaya Tanda, akhirnya separoh mereka dari pasukan gabungan pulang ke kampung masing-masing memperkuat kerajaannya dan separoh lagi dari pasukan gabungan dari marga harahap dan siregar membangun kerajaan kecil di sekitar portibi , padang bolak sampai binanga, sang Panglima Buaya Tanda harahap  kembali ke batang onang dan wakilnya panglima  si Maliot Harahap anak dari manjungkit tano harahap  kembali ke binubu, Simandiangin, Sibuhuan yang telah membangun kerajaan kecil dipinggir sungai sosa.dan panglima lainnya kembali kekerajaan masing-masing.

      Dua puluh tahun berlalu dijalani secara damai tidak ada perang besar hingga tahun ke 25 kerajaan harahap binubu simandiangin dikeroyok oleh kerajaan Hasibuan yaitu patuan hasibuan botung yang berpusat dihutan botung sabahotang terakhir  pindah ke hasahatan julu, patuan hutanopan terkhir dilatong barumun patuan parsombahon dan patuan janjilobi dan patuan martona posisi hutan sebelah sundol terahir pindah ke paringgonan, perang besar terjadi di daerah padang luar sekarang dipinggiran pasar sibuhuan kerajaan harahap binubu dipimpin oleh Maliot Harahap mantan wakil panglima pasukan gabungan penyerangan portibi sewaktu dikuasai india  yang terkenal kesaktiannya diakibatkan jumlah pasukan yang tidak seimbang  pasukan maliot harahap terdesak.

     Semula adek kembar maliot bernama maliotan harahap tidak ikut perang karena puteri sende harahap anak pertama maliotan nikah dengan anaknya raja hasibuan botung jadi masih ada hubungan keluarga tapi melihat adeknya terdesak maliotan harahap mengirim burangir ontang-ontang porang kekerajaan yang masih sedarah dengannya yaitu kakeknya paman ayahnya sutan nasinok di batang onang dan kerajaan siboris dan kerajaan sigala-gala binanga cucu sutan nasinok langsung menyatu dengan pasukan maliot harahap, batang onang mengirim panglima jagoan Buaya Tanda dengan seribu pasukan langsung membabat kerajaan hasibuan martona tanpa perlawanan mereka lari ke paringgonan pasukan Buaya Tanda membuat markas di tandihat yang terkenal sampai sekarang dengan goa harahap konon cerita rakyat setempat  goa pertahanan ini  itu tembus kemartona sepanjang hampir 6 km.

      Persiapan penghancuran Hasibuan botung kerajaan hasibuan paling besar sesudah janji lobi yang berjarak sekitar tiga kilometer dari markas Buaya Tanda di tandihat yang berasal dari kata tanda berarati markas buaya tanda,. pasukan Buaya Tanda mengepung kerajaan hasibuan botung. tapi sangat sulit ditembus karena dikelilingi bambu duri dan dikawal harimau sumatra  di bagian dalam menunggu pasukan gajah dan berkuda . melihat hal yang tidak menguntungka panglima Buaya Tanda  tidak habis fikir, pasukan diperintah mengarah ke bukit simartolu dari ketinggian pasukan dibagi tiga bahasa batak di sebut tolu sampai sekarang bukit itu disebut simartolu  dilakukan penyerangan pertempuran sengit terjadi pasukam hasibuan mengandalkan pasukan gajah dan harimau, pasukan buaya tanda  memiliki keuntungan berada di ketinggian mereka menyerang dengan panah api benteng yang tebuat dari tanaman bambu berduri hidup dan bambu betung  hangus terbakar melihat api menyala-nyala,  gajah dan hariamau lari tungggang langgang pasukan Hasibuan kocar-kacir. hitungan jam panglima Buaya Tanda sudah berada di depan istana (bagas godang) milik Hasibuan botung setelah menebas kaki harimau besar pertahanan gerbang bernama babiat sirepos artinya harimau pincang karena ditebas dengan golok oleh Buaya Tanda. 

          Tiba-tiba pintu gerbang istana yang keluar bukan prajurit pilihan hasibuan botung seperti yang diinginkan Buaya Tanda, tapi seorang perempuan cantik dengan langkah tenang tidak kelihatan sedikitpun rasa takut berjalan menuju Buaya Tanda panglima yang di takuti pasukan lawan maupun kawan menurut legendanya Harimaupun menggigil melihatnya pertempuran berhenti sejenak perajurit masing-masing kebingungan kenapa sehebat Buaya Tanda menggigil di depan perempuan, golok terkenal dengan nama golok si urbat hasior konon angin tebasannya aja dapat mencabut tanaman umbi-umbian seperti kunyit atau hasior, dan tombak ubar panyingkot terjatuh ketanah.  Buaya Tanda telah mencium bau yang datang adalah marga harahap konon Buaya Tanda selain kebal ia memiliki penciuman yang luar biasa waktu malam hari jarak tujuh meter dapat membedakan baunya mana marga harahap dengan yang lain makanya setiap pertempuran malam Buaya Tanda tidak pernah kalah. begitu mendekat perempuan yang mirip pakaian ratu sujud di kaki Buaya Tanda, berdirilah inang (peteriku) kemudian berdiri menceritakan bahwa ia adalah Rumondang boru Harahap  menantu kerajaan (parumaen) dan puteri(boru) dari Sende Harahap anak dari Maliotan Harahap.

        Sontak pertempuran di hentikan,Buaya Tanda ketemu raja Hasibuan perdamaian langsung diadakan panglima Buaya Tanda  meminta apa saja asal perang di hentikan. Buaya Tanda hanya minta seluruh tanah di depan kerajaan yang berada diseberang sungai sampai ke tandihat dan agar  raja hasibuan menghentikan bantuan memerangi Maliot Harahap di simandiangin sekitarnya ,raja Hasibuan menyetujui tapi paringgonan tempat hasibuan karayan melarikan diri dari serangan Buaya Tanda, tetap milik hasibuan dan penyerangan terhadap hasibuan karayan di paringgonan dihentikan kesepakatan berjalan lancar sampai hari ini daerah tersebut masih milik harahap yaitu desa sigorbus julu, mompang, simanuldang dan tandihat. selesai damai Buaya Tanda kembali kemarkas di tandihat, konon Buaya Tanda tidak pernah mendirikan kerajaan di tandihat secara alam buaya tanda tidak berbakat jadi raja tapi sebagai petarung  dia berjanji akan setia kepada kerajaan kakeknya di batang onang bernama Sutan Nasinok  selagi masih hidup pesan raja sutan nasinok  kerajaan hanya boleh satu untuk menghindari perpecahan dari turunanya.

           Raja hasibuan sangat senang sama menantunya Rumondang boru Harahap yang menyelamatkan kerajaan samabil berdiri dipinggir sungai dengan memainkan tongkatnya ke air raja hasibuan botung berucap berkali-kali didepan seluruh anggota keluarga kerajaan yang sedang syukuran mengucapkan baru maen !!!  arti ini yang benar benar menantuku (parumaen) pembawa untung. karena di titahkan seorang raja Baru maen....baru maen mulai saat itu hingga sekarang sungai itu di beri nama sungai "Barumun" berasal dari kata "baru maen".sampai sekarang sehebat-hebatnya bayo harahap kalau boru harahap ngomong pasti dituruti ketakutan seperti tikus ketemu kucing.

         Maliot harahap tetap bertarung melawan raja hasibuan janji lobi sedang raja hasibuan lain menghentikan bantuan, pasukan janji lobi dipukul mundur panglima maliot merampas tanah raja janji lobi meliputi padang luar sekarang galanggang sampai batang taris berbatas dengan hasatan jae milik hasibuan botung,.sampai sekarang tanah masih banyak di kuasai turunan marga harahap karena raja janjilobi terdesak akhirnya berdamai tidak saling menyerang.
            Konon ceritanya sesudah berdamai dengan marga hasibuan pasukan Buaya Tanda dibantu pasukan Maliot Harahap mulai menyerang daerah kerajaan siak, daerah tambusai sekitarnya direbut  dan mendirikan markas tandihat 2 di daerah rokan hulu  sekarang, tandihat berasal dari kata tanda berarti markas Buaya Tanda nama panggilan panglima harahap yang super sakti dan paling berani dipanggil buaya karena menu makanan kesukaannya adalah mata buaya pada zaman itu banyak di sepanjang sungai barumun dan kata tanda karena Buaya Tanda memiliki tanda khusus yang tidak dimilki oleh manusia biasanya yaitu lidahnya separoh hitam dimana mana di daerah tapanuli banyak daerah yang namanya tandihat berarti pernah Buaya Tanda bermarkas. Buaya Tanda terkenal suka berperang raja -raja yang tidak mebayar upeti sama Buaya Tanda pasti diserang satu-satunya yang tidak pernah diserang hanya Batang onang kerajaan kakeknya Sutan Nasinok biarpun sutan nasinok pada saat itu sudah meninggal dunia.
             Selama dua tahun perang dengan siak berlangsung akhirnya kerajaan siak minta bantuan kerajaan Turki Otoman yang sudah mengenal senjata api pertempuran sengit terjadi di daerah salaksalak tidak jauh dari huta bargot rokan hulu sekarang akhirnya berdamai semua pasukan Buaya Tanda yang terdiri dari berbagai macam marga  diperbolehkan menempati tanah kerajaan siak yang sudah direbut dengan catatan tidak boleh menyerang kerajaan siak batasnya dari salaksalak, Tambusai, sosa sampai simandiangin menjadi kekuasaan Maliot Harahap dan Buaya Tanda.
           Sesudah perdamaian Buaya Tanda kembali ke Tandihat Padang Lawas menurut cerita mitos ia bertapa di Gua harahap yang sekarang sudah hutan disebelah utara Tandihat sekarang dengan membawa mas rampasannya dari kerajaan lain taklukkannya diseluruh wilaya tapanuli sampai sekarang mas masih ada dan tidak ada yang sanggup mengambilnya didalam gua banyak ular dan binatang berbisa dan guanya terlalu panjang dijaga mahluk halus, konon bertahun-tahun buaya tanda bersemayam dalam gua menghilang sampai sekarang tidak ada yang tahu kemana perginya.     

                                           Selesai  Horas Masude tu Maradu Kahanggi

               

       

         

            

         
          

            



Komentar

Anonim mengatakan…
Ada benarnya juga
Anonim mengatakan…
Botul deon kahanggi diukir sejarah
Anonim mengatakan…
Horas
Boleh minta no Wa ..