Hutan sumatra membentang maut

Hutan sumatra membentang maut

   Pada bulan November 2001 saya dan teman pramukaku berkemas menyiapkan satu tenda regu dua buah tas ransel warna hijau,dua pucuk senapan angin dan dua senter,satu set perlengkapan masak,dua pisau komando, satu buah kompas, pagi sekitar jam 05.00 waktu setempat kami berdua berangkat kehutan pedalaman sumatra utara, hutan bekas desa zaman purbakala, saat dunia masih dikuasai oleh dewa/dewi hutan yang terkenal angker yang bernama martona sebelah barat sibuhuan kabupaten padang lawas.
   Berbekal sedikit keberanian dan darah muda yang masih bergelora untuk memecahkan tahyul hantu-hantu dan jin martona yang sudah terkenal didaerah Padang Lawas dan Tapanuli Selatan  sekitar jam 08.00 kami sudah sampai dipinggir sungai barumun memulai pendakian yang agak lumayan dengan kemiringan tanjakan 80 derajat kaki kawan hampir mendekati hidung saya "fer" kata temanku sapaan akrab untuk memanggil saya keliatannya kita gagal ni sambil bersandar di pohon, medannya kayaknya cukup berat ni "katanya uda melanglang buana lintas medan di dunia pramuka mana semangatmu jhon" panggilan biasa untuk memanggil temanku, "tapi ini beda fer kayaknya ada yang menahan kakiku katanya " "persaanmu aja tu jhon", diam-diam padahal saya juga merasakan hal yang sama.
    Setengah jam mendaki ketemu kebon singkong, agak diatas lagi ada gubuk "jhon singgah yok sepertinya ada orang tu ada asap dari dapurnya", dengan senang hati jhon langsung mengarah kegubuk sampai di gubuk kami mengucap salam langsung ada jawaban pintu dibuka seorang pak tua keluar "mau kemana nak kata pak tua", "kata orang pak diatas bukit ini ada danau diatas batu", "ya kata pak tua", pak tua termenung sambil mengisap cerutunya segede pergelangan tangan yang dibalut dengan kulit jagung muda yang baunya cukup menyengat karena dicampur kemenyan dan kayu gaharu, "nak berdua mau kesana" "ya pak ", jawabku singkat, "jangan nak disana cukup bahaya","disana sarangnya hantu dan putri kayangan kalau sore mandi disitu dan dibawahnya tampat minum harimau dan siapa yang memasuki daerah itu sehapalnya hutan ini pasti tersesat", "apalagi nak belum pernah sama sekali kesana pasti tersesat" tapi kami sudah bertekat kesana pak apapun yang terjadi, melihat kami dengan tekat bulat pak tua dengan nada ragu sambil gayang-goyang kepala sambil berkata memang anak sekarang susah dilarang kalau sudah maunya.
   Lelah kami hilang sedikit kami pamitan baru melangkah pak tua memanggil " nak kamu kesini sebentar" kami balik ke pak tua " nak kalau kamu hilang igatan disana cium ini" pak tua mengasih sesuatu yang dibungkus kain putih, pegang jhon kata saya "terimakasih pak " kata saya, doa in kami selamat ya pak, kata saya pak tua mengangguk kami meneruskan perjalanan.
    Sudah hampir jam dua belum sampai tujuan jhon setengah teriak ada banyak pohon duren  kami mendekat pohon duren sebesar mobil alvaza, tiba-tiba dekat kami jatuh satu buah durian matang gedenya empat kali durian biasanya kucooba buka pake pisau komando tidak bisa dibuka ini ma durian zaman purba ni kata jhon saya dapat ide kata jhon jhon merucingi dua kayu sebesar pergelangan tangan ditancap di dua sisi durian yang satu di ikat kepohon kayu yang satu kami tarik berdua durianpun kebuka waktu kami makan satu ruang sebesar betis orang dewasa dimakan berdua tidak habis sisa masih banya kami tinggal tiba-tiba didepan kami ada seperti suara ranting patah  ternnyata harimau sumatra segede kerbau saya mulai menggigil jhon juga ketakutan keringat segede jagung berjatuhan dari wajahnya, jhon kita harus tetap berdiri pelototin matanya jangan kedip pelan kita geser ketempat tinggi biar dikiranya kita lebih besar dari dia dan kita tidak dikira takut jhon mengikuti arahan saya Harimau pelan pergi mengarah ke durian yang kami buka dan melanjutka bukaan durian sisa kami agak lega sambil berjalan mundur mata kami tetap mengarah ke harimau karena kalau melihat tengkuk kami pasti di terkam, setelah agak jauh kami berjalan normal.
   Perjalanan satu kilo kami menemukan cabe sebesar pohon rambutan karena anehnya seumur hidup baru kali ini melihat  cabe segede itu  saya mengambi kamera memotho ranting cabe yang berbuah merah segede tinju orang dewasa saya membuka hasil digital saya tidak ada hasilnya saya mulai penasaran jangan-jangan set cahayanya tidak benar saya buat posisi automatis saya potret lagi saya lihat hasilnya tidak ada samasekali saya mulai merinding giamana hasilnya kata jhon bagus kataku sambil menyimpan kameraku, takut jhon melihatnya membuat dia ikut takut, jalan jhon kataku sambil mengankat ranselku dan senpan angin,
  Tidak jauh dari pohon cabe ada patung cewek telanjang jhon sambil ketawa ini baru obat capek katanya jhon memegang teteknya  tiba puting teteknya nyeburkan air kena mata jhon menjerit-jerit saya kebingungan saya tumpahin air kantong tehku kewajahnya jhon makin menjerit akhirnya saya teringat pesan ayahku kalau dikencingi jin atau dijilat jin baca fatiha 7 kali usap dengan air ludah bening mudah -mudahan berhasil dingin kali fer kata jhon pakai apa, dia membuka matanya makanya kamu jangan sembarangan ini bukan hutan biasa, jhon diam aja tidak berani melihatpun kearah patung lagi.
  Kami melanjutkan perjalanan dari ketinggian kami sudah melihat batu setinggi satu setengah kilo dengan luas danau 2 H posisinya persis di puncak batu yang berdiri tegak seperti monas jhon kita sudah hampir sampai kata orang siapa yang memasuki areal batu ini akan tersesat lukai semua pohon yang kita lewati sebagai tanda biar bisa kita pulang kesini lagi "ok kata jhon" ia melukai setiap pohon yang kami lewati. akhirnya kami sampai dibawah danau batu dari atas memancar tujuh air terjun sebesar lutu yang semuanya dengan warna yang berbeda jhon menatap keheranan kok bisa tujuh warna ya fer katanya itu biasa jawabku di sekolahkan kita pelajari proses terjadinya warna pelangi gitu juga ini tidak ada hal yang aneh.karena terpesona melihat air terjun aneh untuk dokumentasi saya potho tapi anehnya sama dengan waktu memoto cabe tidak ada hasilnya saya poto berkali-kali hasilnya tetap tidak ada disini airnya sangat dingin dan ikan banyak ikan  aneh-aneh dengan berbagai warna dan jenis yang tidak pernah kami lihat sebelumnya yang aneh sekali ada ikan separoh seperti ikan dibelah tapi separohnya tidak ada, matanya hanya satu sebelah, saya memegangnya dan melepasnya lagi karena saya kasihan ikan sangat jinak- jinak karena tidak pernah melihat manusia.jhon asik memunguti ikan dimasukkan keransel saya asik menembaki burung yang jumlanya ribuan sedang mandi dan minum tidak sampai setengah jam sudah dapat satukantong keresek gede sekitar seratus ekor segede-gede burung puyuh langsung kami bersihkan di bakar sebagian kami makan rasanya agak pahit tapi karena lapar terasa enak sebagian masukin ransel untuk makanan cadangan.
   Hari sudah sore kami mau pulang kami berjalan satu jam tau-tau balik lagi ketempat semula kami hanya mengelilingi danau batu saja jhon mulai panik fer kayaknya kita tidak bisa pulangni pasti bisa kataku untuk memberi semangat padahal saya juga sudah putus asa dalam hati saya ini benar- benar negara hantu. jhon cari kayu yang di tandai tadi o iya kata jhon kami mencari kayu yang kami tandai sepanjang jalan tapi tak satupun yang ketemu malah semua batang pohon sama jenisnya dan besarnya sama. tammat riwayat kita fer kata jhon, jhon teriak  "pengelihatan saya kabur semua gelap saya enggak bisa melihatmu" jhon duduk terdiam matanya merah melotot tak lama kemudian kejang-kejang, saya membaca segala mantra dan doa yang pernah diajarkan kakekku saya siram wajanya dengan air tapi jhon tidak sadar-sadar diamengoceh hai anak dungu saya ini ompung mangaraja tagor kamu harus pergi dari sini ini tanah kami tidak boleh diganggu siapapun. mendengar jhon mulai ngelantur saya   teringat pesan pak tua yang tadi ketemu, saya mengeluarkan bungkusan putih dari kantong jhon saya dekatkan kehidungnya jhon langsung siuman, saya sangat senang, lalu saya berpesan pada jhon kalau saya pingsan lakukan hal yang sama ok kata jhon.  
       Dalam hati saya kemungkinan kami bisa pulang peluangnya sangat tipis kalau malam kemungkinan dimakan harimau atau ditelan ular atau bahaya lain akan mematikan kami

Komentar