Belantara Timika Membentang Maut

Deru mesin Hercules semakin keras pagi buta gabungan pasukan pemukul reaksi cepat (PPRC) berangkat menuju Papua, pasukan gabungan yang merupakan andalan TNI  ini akan menjalankan operasi untuk udara dengan sandi panah udara 2000 .

Siang menjelang sore dibulan desember tahun 2000  kami sampai di camp ditengah hutan timiki menjelang malam nyamuk hutan papua yang terkenal ganas mulai memperkenalkan diri ternyata autan yang disiapkan tidak sanggup untuk mematahkan serangan nyamuk mematikan. obat anti malaria kami minum yang di bawa dari satuan tim kesehatan membagikan semua obat untuk menangkis malaria karena konon tentara yang korban akibat malaria dalam operasi di irian cukup banyak.

Malam semakin larut suara ular derik dan binatang malam di antara bebabatuan sahut-sahutan saya samabil waspada mendengari cerita teman disebelah saya dia katanya baru sehari nikah langsung di berangkatkan operasi. "bagai mana ya  yang namanya perintah apapun yang terjadi harus di laksanakan", lanjutnya "tentara setiap saat harus siap berkorban darahku sudah menyatu dengan merahnya bendera dan tulangku sudah menyatu dengan putihnya bendera kita"  katanya. saya magut-magut saja. saya sedang memndangi kelamnya malam di belantara mengawasi satu persatu gerakan termasuk gerakan daun. suasana sangat mencekam karena tidak boleh merokok dan menyalakan api yang dapat mengudang musuh. tiba-tiba dari balik semak ada gerakan yang mencurigakan senter yang dapat dikendalikan dari jarak dua meter saya arahkan kesasaran. saya lega ternyata rombongan babi yang sedang mencari makan .

Menjelang pagi ada  bayangan mencurigakan dibalik pepohonan saya memasang kacamata impra merah kelihatan sekitar empat orang menyandang senjata rakitan dan seorang dengan senjata panah dan seorang lagi menentang senjata automatis jenis AK,  saya memegang senjata M 60 saya mengambil posisi siap tembak dengan perlindungan sebuah batu gede saya menunggu jarak tembak yang tepat sesuai kemampun senjata yang saya milki, tembakan dimulai oleh pihak musuh dengan gencar tenda bolong-bolong saya membidik tepat pada paha kiri jeritan melengking memecahkan keheningan malam tembak menembak langsung berhenti musuh mengevakuasi temannya yang tertembak kemudian menghilang dalam hutan.

Pagi sekitar jam 08.00 diperintahkan untuk mengejar musuh dengan berperinsip menyeranglah disaat anda yakin akan menang bertahanlah dengan gerilya disaat anda tidak yakin akan menang, stelah 20 km berjalan turun naik gunung musuh tidak pernah ketemu sasaran di peta markas gembong kelik kawalik ternyata sudah ditinggalkan baru saja. api sisa nyala masih berasap menunjukkan mereka belum begitu jauh kami mengejar terus sesuai perinsip gerilya lawan gerilya  jangan biarkan musuhmu istirahat sampai dia menyerah kehabisan makanan atau kecapean serangan dengan terorganisasi  dengan koordinasi dengan pihak teman bergantian memburu dengan logistic yang terjamin, jangan sampai terbalik kita yang habis makan dan kecapen lantas menyerah, karena dalam melawan gerilya  pasukan musuh dalam bertahan lebih kuat karena dia lebih mengenal medan dan dapat bertahan dengan logistic yang tersedia di alam. (bersambung)



Komentar