Kenapa Mahasiswa Demo BBM Sangat Agresip jawabnya ada disini





Pengalaman saya waktu mahasiswa waktu itu masih presiden bapak soeharto almarhum semoga beliau di lapangkan Tuhan di alam kubur, senja itu mata hari hampir redup diupuk barat pengumuman kenaikan bbm saya dengar lewat radio yang di iringi musik iwan fals di tempat kost teman pada membahas kenaikan bbm pada awalnya kami tidak ada reaksi apa-apa.

Tapi seminggu kemudian tidak ada lagi kiriman dari orang tua dari kampung kata orang tua sangat susah kehidupan sangat berat apa-apa mahal kami mulai kebingungan biasanya kami makan tiga kali sehari kami coba satu kali yang dua kali diganti dengan makan indomi kekampus kami jalan kaki sepeda motor dipakir ditempat kost tidak ada minyak. dikampus kami kumpul-kumpul membincangkan bbm dan kehidupan yang semakin sulit mau dipaksa orang tua untuk mengirim belanja tidak berani karena kondisi saat itu sangat berat dengan perut kosong akhirnya kami ramai-ramai kejalanan demo haus semakin terasa dan lapar semakin tidak tertolerir akhirnya nyambar makanan dipinggir jalan demo semakin hangat mahasiswa jadi nekat pulang kerumah juga percuma demo semakin berutal bagi yang putusasa tidak takut pada aparat malah dipancing agar lebih ramai karena cita-cita untuk menggondol sarjana sudah tidak mungkin dan terancam putus sekolah
korbanpun berjatuhan, demo dengan kondisi lapar membuat kita buas dengan fikiran kacau dibayangi kegagalan bertemu dengan aparat yang mulai haus dan panas akhirnya keospun tak dapat dihindari.

Hari kelima demo kami pulang dengan kesal dengan janji akan memulai lagi sampai tuntutan kami di dengar karena yang disengsakan pertama adalah rakyat yaitu ayah dan ibu kami yang berimbas kepada kami tidak sanggup membiayai kami,cita-cita  kami putus ditengah jalan.

Hari keenam demo makin ganas karena di tumpangi tukang beca dan ojek yang sama dengan kami susah mendapatkan makanan akhirnya demo berobah jadi anarkis pertama ban yang dibakar akhirnya kedaraan dan juga rumah emosi semakin tidak terkendali yang dianggap biang penderitaan ingin di musnahkan membuat demo semakin ganas korbanpun berjatuhan satu persatu baik mahsiswa dan para aparat karena tidak saling pengertian untuk menahan diri yang mahasiswa tidak mengerti aparat kepanasan dan aparat tidak mengerti mahasiswa lapar dan haus karena kiriman tidak datang dari kampung . darahpun mulai mengalir adek kami abang kami dan orang tua dan seluruh keluarga di daerah penjuru indonesia tidak terima melihat anak-anaknya mahasiswa di hajar setiap hari dari tontonan di tv merekapun mulai ikut demo akhirnya seluruh indonesia membara berakhir dengan turunnya sang Presiden terkuat dan terlama.




Komentar