Hantu Pramuka

Saat-saat terakhir perpisahan Jamnas di Sibualangit sekitar   tahun delapan puluhan malam itu di depan api unggun saya mencoba mengusir dinginnya malam perlahan seorang gadis mendekat memanggillku kakak diremang malam gadis cantik berkulit putih umurnya sekitar empat tahunan di bawah saya memperkenalkan diri " aku adek sepupu kak Niar",Niar nama panggilan pacarku  yang berasal dari daerah natal  yang nama panjangnya Masniari"adek pengiriman dari gudep natal"ia kak jawabnya sambil senyum . dia banyak memuji saya diantaranya kakak ramah, sopan  dan  dapat memimpin, "coba kak Niar enggak duluan"" , "tapi adek masih terlalu muda dengan kakak, belajar yang baik aja dek kakak tetap menyangimu sebagai adeku di pramuka, lagi pula saya baru  pacaran dengan kakakmu hanya sebatas saling mencintai, mencintai belum tentu memiliki saya juga tidak tahu pasti siapa jodohku kelak.

Siangnya aku cerita sama pacarku Niar karena kami sama-sama ikut jambore nasional "tadi malam aku ketemu adeknya ," ya katanya  dia keponakanku keponakanku cantik ya  katanya" ya sama dengan kamu jawabku " samalah katanya orang masih sedarah jangan digodain ia masih muda baru kls 3 SMP , saat itu saya dan Niar sama  kelas 3 SMA.

Setahun kemudian saya dan pacarku sudah kuliah di kota yang sama di universitas yang berbeda, Niar datang kekontrakanku sambil menangis, sambil ngomong terbata-bata, "Ni ada apa kenapa menangis", Niar cerita Adek sepupuku yang waktu Jamnas ketemu Abang  hilang  sudah tiga bulan. coba ceritakan mungkin kita ada solusi. menurut cerita yang saya dapat dari teman sekolahnya yang mengantar dia ke stasiun  Awalnya ia pulang dari sekolah di padang matinggi mau pulang ke natal naik bus lubuk raya memakai pakaian Pramuka, cincin mas di jari manis kiri, mengikat sapu tangan batik di lengan kiri,  pakai tas sekolah warna coklat sampai bus yang di tumpangi berangkat.

Berita ini sangat hangat di media dan menggemparkan pramuka seluruh tapanuli selatan dan pramuka Indonesia saat itu karerna hilangnya masih berpakaian Pramuka.

"masih punya barang milik dia berupa baju, kain atau apa aja tapi milik adekmu" niar berfikir "ada bang badges pramuka tapanuli selatan ini saya minta karena ia punya dua waktu itu bang"  badges kami bawa ke orang pintar dari suku karo yang bermukim di lereng gunung sinabung. sesudah di baca mantra di tiup dikasih asap kemudian sang dukun ngomong "adekmu sudah meninggal arwahnya sekarang ada disini" saya langsung merinding saya menatap pacarku seperti kedinginan dia merebah didadaku ia lemas saya bangunkan berapa kali tidak berhasil saya memijit tangan, kakinya saya gosok pakai tangan tapi tidak berhasil menyadarkannya akhirnya si dukun bertindak menyiram air kemukanya. pacarku sadar dan ditanya apa yang dilihat  dia ngomong lemas "bang sopirnya ...sopirnya"

kami pulang, diperjalanan saya menyarankan supaya dia pulang kampung diantar adeknya  laki-laki yang bekerja dibengkel di kota yang sama dengan tempat kulliah kami, sebulan kemudian polisi menangkap sopir dan 1 kernet satu kernet lagi masih buron karena tidak tahan didatangi setiap malam pelaku menjerit-jerit di tahanan keduanya mengaku mayatnya di buang di belakang rumah sakit umum habis mereka perkosa secara bergiliran, setiap hari mereka siram  dengan air keras pada saat pembunuh masih buron, sesudah di temukan mayat sudah  hancur sedikit pakaian pramuka yang belum hancur.

suatu malam Jum,at kliwon sebelum tidur selesai salat isa di tempat costku tiba-tiba saya merinding saya memejamkan mata karena sudah larut malam saya baru bisa tidur sepanjang malam aku bermimpi di datangi adek sepupu Niar,dia berpakaian pramuka yang sama dengan yang dipakai terakhir kami jumpa waktu jamnas dia ngomong "kak tolong aku ...tolong aku " adekku apa yang dapat saya tolong pasti saya bantu walaupun terpaksa harus mengorbankan jiwaku saya sangat menyangimu", "pokoknya tolong aku saya akan memandu kakak" tiba-tiba saya terbangun saya sangat takut dan tidak dapat tidur lagi sampai pagi.

beberapa hari sesudah kejadian mimpi, dalam hatiku ada isarat supaya aku mencari satu lagi  pembunuh yang masih burron hati kecilku  berkata aku harus mencarinya dilapak tuak tempat minum orang natal di kota medan karena saya tidak suka baunya tuak saya mesan kopi aceh sambil menunggu kopi agak dingin tiba-tiba meja tempat saya di tampar hampir kopiku tumpah. seseorang berkulit tinggi besar memiliki tato ular naga di mulut ekor nagaya ada di betisnya setiap dia ngomong mulut tato naganya ikut tutup buka, dia marah-marah dari segi pisik saya jelas kalah juga umur jauh diatas saya. hati kecilku bicara tidak harus menghadapinya kopi saya tinggal waktu bayar tukang lapak minta maaf atas kejadian itu katanya orangnya stres kalau ada dia tidak ada yang boleh duduk di meja itu, kamu beruntung biasanya langsung dihajar, oo..begitu saya berjalan sambil berlalu.

Malamnya saya bermimpi di datangi lagi penampilannya persis kedatangannya pertama tapi malam ini dia kelihatan sangat cantik putih bersih tanpak cacat pakaian pramukanya sangat pas dan saya mencium bau yang sangat harum, ia menangis sampai kantong berlambang kelapa basah, saya juga ikut menangis, adekku saya tidak tahu apa yang harus kuperbuat, kakak itu orangnya yang menumpahkan kopi kakak, saya tersentak sangat kaget langsung bangun. langsung saya menyanbar pisau pusaka kakekku yang kusimpan di laci lemari, dalam hati saya, hari ini aku harus menghabisi sang pembunuh, tiba-tiba pintu kosanku di ketuk saya beranjak pisau saya simpan kembali pintu saya buka ternyata saya kedatangan tamu bang regar rampok dan penyeludup terganas di selat malaka satu kampung dengan saya.

"Duduk bang regar apa kabar, baik dek" saya buroni dek lagi diincar petrus saya tidak boleh lama disini nati adek bermasalah "abang tau kostku dari mana", " dari Rudi temanmu ketemu dilapak tuak orang sidimpuan". keliatan ngatuk selakali bang tidur aja dulu sebentar saya cari makanan, bang regar saya tinggal saya ke warung padang, enggak enak terdisi di kampung saya siapapun tamu kita pejahat sekalipun harus makan dulu baru boleh pulang, sesudah tidur dua jam saya bangunkan saya suruh makan. sambil cerita gimana bang masih megang rantai babi karena bang regar terkenal dengan kekebalannya, masih dek kalau tidak paling badanku sudah hancur dicincang orang.ha...ha..sambil ketawa.

menjelang sore saya mengajak bang regar"bang ada tuak asli mantaf" ,"ah dari dulu kamu tidak suka bau tuak tumben ngajak", kalau ini lain bang paten kali, saya manggil beca saya bawa ke lapak tuak orang Natal, bang regar saya dudukkan di tempat meja si pembunuh adekku, yang punya lapak saya kode di biarkan abang saya di meja si pembunuh. bapak biarkan saja tidak akan terjadi apa-apa karena orang itu teman dekat abangku ini. tukang kedai magut setuju saya mesan tuak untuk bang regar, saya pura-pura ngobrol sok kenal dengan tukang lapak menunggu si bajingan datang  karena waktunya hampir sama dengan kedatangan bajingan waktu menumpahkan kopiku.

Dari jauh si pembunuh datang datang dengan langkah pasti dan gaya sombong badannya besarnya imbang dengan bang regar  sambil ngomong berapa kali , saya uda ngomong ini tempat harus dikosongkan ia mencabut  pisau langsung dihujam ke punggung bang regar yang sudah mabok-mabok cantik, gagang pisau sipembunuh patah baju bang regar robek tapi tidak melukai kulitnya dia memegang lengan si pembunuh lalu melayangkan pukulan sekali dua gigi depanya langsung patah, badan si pembunuh seperti kaku tidak dapat memberi perlawanan, bang regar melirik saya saya kira minta bantuan tapi bang regar ngomong "dek kamu pulang katanya  saya nanya berapa minum abang saya, jawab si tukang lapak enggk usah bayar, sayapun bergegas pergi.

Zaman itu Zaman petrus (penembak misterius) disalasatu harian mengabarkan antara lain telah ditemukan mayat tidak dikenal dalam karung yang sudah di potong-potong tapi bukan korban petrus karena tidak ada bekas tembakan ciri-ciri gambar kepala naga di bagian  mulut hampir sama dengan ciri si pembunuuh, setelah membaca harian saya berdoa semoga itu sipembunuh adekku. berhari-hari saya mengharapkan ketemu bang regar tapi tidak pernah nongol dan saya berdoa supaya ia selamat dari incaran petrus.

beberapa hari kemudian saya bermimpi didatangi lagi adekku, saya ingin merangkulnya tapi saya tidak pernah berhasil karena kami berada di dunia yang berbeda,   saya terlanjur menyayanginya apapun dia biarpun sebagai hantu, jelmaan atau ruh saya mencintainya sebagai adekku di Pramuka dan masih ada hubungan darah dengan pacarku biarpun dalam ujut asli cuma pernah ketemu sekali seumur hidupku, terakhir pertemuan dalam mimpi di mengucapkan kata terahir "terima kasih kak, selamat tinggal' air mataku menetes menghantarnya sampai hilang dari pandangan kemudian aku terbangun air mataku masih ada bukan sebatas mimpi air mataku adalah air mata sungguhan untuk membuktikan sebuah ketulusan.

beberapa hari saya menunggu kedatangan pacarku Niar dari kampung tapi tak pernah muncul, sebulan saya tidak dapat kabar saya stres berat, surat tak pernah dibalas sampai pada liburan semester kuliahku, aku pulang kampung saya berangkat kekampungnya sekitar 150 km dari kampungku, saya membawa oleh-oleh kesayangannya salak sidimpuan yang besarnya dua kali besar salak pondo warnanya kemerah-merahan dan bawa seikat angrek hutan sumatra yang terkenal ukurannya sama dengan angrek irian sangat cantik warna ungu dan putih berharap ia bahagia tapi mendekati rumahnya seperti ada keramaian, awalnya saya mengira ada yang meninggal dunia saya tanya pada orang tua kelihatannya pulang dari rumahnya Niar , saya tanya "mak di rumah niar ada apa", "ada pesta nak nikahan Niar" saya langsung lemas tapi saya tidak menunjukkan, "Niar setahu saya masih kuliah bu" ia nak tapi orang tuanya tidak sanggup untuk menyekolahkan terus dia dijodohkan" saya tertunduk diam" bu saya mau jiarah kekuburan ponakan Niar yang korban pembunuhan sopir bus bu" "ayo nak kuburannya dekat rumahku saya ibunya dia langsung menangis kamu siapa katanya "saya teman sekolah Niar awalnya mau melihat pesta Niar, tapi saya kepingin kekuburan adek dulu, waktu sekolah kami sering bertiga sama niar main" kataku dengan berbohong menutupi kesedihanku. sesudah dikuburan saya meletakkan angrek awalnya untuk Niar  diatas pusarannya, saya menangis dan berdoa selamat jalan adek ku semoga engkau bahagia di sorga yang dijanjikan Tuhanku. saya menyalami ibu ia menamgis dan merangkulku saya memberi salak untuk ibu, saya pamit dan mutar biar enggak kelihatan menuju jalan raya sampai aku pulang dengan hati terluka,

lima belas tahun kemudian saya sempat melihat Niar di Tangerang  waktu itu ada orang kenalan asal sumatra yang meninggal dunia di daerah pamulang ia bersama suaminya seorang polisi berpangkat aiptu saya juga  waktu itu sudah berpangkat kapten di Mabes TNI waktu itu kebetulan kami sama-sama pakaian dinas dan masih jam dinas saya ijin komandan untuk melayat keluarga tapi sayang Niar tidak mengenaliku karena nama saya di singkat yang muncul di papan nama adalah hurup singkatan dan marga saja. Niar asik ngobrol dengan ibu-ibu kenalannya, saya sempat berkenalan suaminya dan sempat menanya nama anaknya yang dibawaknya waktu itu. saya terkejut nama anaknya sama dengan nama saya,  saya buru-buru pamit dan pulang saya tidak mau mengganggu kebahagiaan niar biarlah semua berlalu saya sudah berdamai dengan masalaluku dan saya tidak akan mau kembali ke masa lalu yang telah jauh kutinggalkan.



Komentar